4. Beriman kepada Asma’ dan sifat Allah
๐ Syarah Ushulul Iman
๐ ๐.
Iman kepada Asma’ (nama-nama) dan sifat-sifat Allah ๐ , yakni : menetapkan nama-nama dan sifatsifat yang sudah ditetapkan Allah untuk diri-Nya dalam kitab suci-Nya atau sunnah Rasul-Nya dengan cara yang sesuai dengan kebesaran-Nya tanpa tahrif (penyelewengan makana), ta’thil (menafikan makna), takyif (menanyakan bagaimana?), dan tamsil (menyerupakan).
Allah ๐ berfirman: “Allah mempunyai Asmaaul husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” ( QS. AlA’raf : 180). Allah berfirman: “Allah mempunyai sifat yang Maha tinggi; Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. AnNahl: 60).
Allah berfirman: “… tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-syura: 11).
Tauhid Asma wa Sifat yaitu mengesakan Allah sesuai dengan Nama dan Sifat yang Ia sandangkan sendiri kepada Diri-Nya, di dalam Kitab-Nya, atau melalui lisan Rasul-Nya Muhammad. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari „Abdullah (bin Mas‟ud) tentang doa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah:
“Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu (Adam) dan anak hamba perempuan-Mu (Hawa). Ubun-ubunku di tangan-Mu, keputusan-Mu
berlaku padaku, qadha-Mu kepadaku adalah adil. Aku memohon kepada-Mu dengan setiap Nama (yang Baik) yang telah Engkau pergunakan untuk diri-Mu, yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau khususkan untuk diri-Mu dalam ilmu ghaib di sisi-Mu.
Mengimaninya dengan menetapkan apa yang ditetapkan Allah dan menafikan apa yang dinafikanNya dengan tanpa; tahrif, ta‟thil, takyif, dan tamtsil. ๐ถ
Tahrif adalah merubah asma‟ul husna dan sifat-sifatNya yang Maha Tinggi atau merubah maknamaknanya. ๐ถ
Ta'thil adalah meniadakan sifat-sifat Allah atau meniadakan makna-makna sesungguhnya dari asma‟ dan sifat. Yang demikian adalah kekafiran, karena merupakan bentuk pendustaan terhadap Allah dan Rasul-Nya. ๐ถ
Takyif adalah menanyakan hakikat bentuk sifat Allah.
Tamtsil adalah menyerupakan sifat Allah dengan makhkluk. Yang seperti ini termasuk kesyirikan dan pendustaan terhadap Allah. Juga mengandung perendahan hak Allah dari sisi memberikan permisalan bagi-Nya dengan makhluk-Nya. HR. Ahmad. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani.
Sumber:
๐ dalam Shahihut Targhib wat Tarhib Juz 2 : 1822.
Ushulul Iman Syaikh Ibnu 'AlUtsaimin
Komentar
Posting Komentar