Kisah Nabi Adam (24)


๐Ÿ“š Materi Shahih Kisah Para Nabi

๐Ÿ“–

Allah menceritakan pelajaran ketiga ini yang dipelajari Adam di surga:
Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang. Maka Kami berkata: "Hai Adam!  Sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya".
Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam! Maukah aku tunjukkan kepada kamu pohon yang bersifat abadi dan kerajaan yang tidak akan binasa?"  Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.

Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".
Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan".
Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal. ( Q.S. ลขฤhฤ 20:115-127 )

*Mengapa Adam dan Hawa diturunkan ke Bumi*

Beberapa orang percaya bahwa alasan mengapa manusia tidak tinggal di surga adalah bahwa Adam tidak taat dan bahwa jika bukan karena dosa ini, kita bisa berada di sana sepanjang masa. Ini adalah fiksi naif karena ketika Allah ingin menciptakan Adam, Dia berkata kepada para malaikat, "Aku akan membuat khalifah di muka bumi." Dia tidak mengatakan, "Aku akan membuat khalifah di surga."

Turunnya Adam ke bumi, oleh karena itu, bukan karena degradasi melainkan turun secara bermartabat. Allah mengetahui bahwa Adam dan Hawa akan makan dari pohon tersebut dan turun ke bumi. Ia tahu bahwa setan akan memanfaatkan kepolosan mereka. Pengalaman itu sangat penting bagi kehidupan mereka di bumi, itu adalah landasan kekhalifahan mereka. Hal itu dimaksudkan untuk mengajarkan Adam, Hawa, dan keturunan mereka bahwa itu adalah setan yang menyebabkan mereka diusir dari surga dan bahwa jalan ke surga hanya dapat dicapai dengan ketaatan kepada Allah dan permusuhan kepada Setan.

Tidak benar apa yang disebutkan oleh kitab-kitab kaum Yahudi bahwa Hawa menggoda Nabi Adam yang karenanya ia bertanggung jawab terhadap pemakanan buah itu. Nash Al-Qur'an tidak menyebut Hawa, namun ia menyebut Nabi Adam sebagai orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Demikianlah setan disalahkan dan Nabi Adam juga disalahkan karena kesombongan. Salah seorang dari mereka menghina manusia, dan yang lain ingin menjadi tandingan bagi Allah SWT dalam hal kekekalan.

Belum selesai Nabi Adam memakan buah tersebut sehingga ia merasakan penderitaan, kesedihan, dan rasa malu. Berubahlah keadaan di sekitamya dan berhentilah suara indah yang memancar dari dalam dirinya. Ia mengetahui bahwa ia tak berbusana, demikian juga istrinya. Akhirnya, ia mengetahui bahwa ia seorang lelaki dan bahwa istrinya seorang wanita. Ia dan istrinya mulai memetik daun-daun pohon untuk menutup tubuh mereka yang terbuka. Kemudian Allah mengeluarkan perintah agar mereka turun dari surga.

Nabi Adam dan Hawa turun ke bumi. Mereka keluar dari surga. Nabi Adam dalam keadaan sedih sementara Hawa tidak henti-hentinya menangis. Karena ketulusan taubat mereka, akhirnya Allah menerima taubat mereka dan Allah memberitahukan kepada mereka bahwa bumi adalah tempat mereka yang asli, di mana mereka akan hidup di dalamnya, mati di atasnya, dan akan dibangkitkan darinya pada hari kebangkitan. Allah berfirman:

"Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan. " (QS. al-A'raf: 25)

Sumber:
๐Ÿ“• Kisah Adam, Ibnu Katsir

       Kisah Para Nabi, Ustadz Dadan Ahmad Ramdhan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA