Meminta pertolongan dengan sabar dan shalat

Bulletin
Muharram-Shafar 1440 H/Oktober 2018M
Sebab-sebab Pertolongan Allah (13)
"”
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
•Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',(Qs. Albaqarah: 45)
Allah menyuruh para hamba-Nya untuk meraih kebaikan dunia dan akhirat yang mereka dambakan, dengan cara menjadikan kesabaran dan shalat sebagai penolong. Sebagaimana yang dikatakan Muqatil bin Hayyan dalam tafsirnya mengenai ayat ini, “Hendaklah kalian mengejar kehidupan akhirat dengan cara menjadikan kesabaran dan mengerjakan berbagai kebajikan dan shalat sebagai penolong.”
Menurut Mujahid yang dimaksud dengan kesabaran adalah shyam (puasa).” Ada juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud sabar dalam ayat di atas adalah menahan diri dari perbuatan maksiat karena disebutkan bersama dengan berbagai macam pelaksanaan ibadah, yang paling utama adalah ibadah shalat.
Dari Umar bin Khaththab, ia berkata: “Sabar itu ada dua, sabar ketika mendapat musibah adalah baik, dan lebih baik lagi adalah bersabar dalam menahan diri dari mengerjakan apa yang diharamkan Allah. Ibnul Mubarak meriwayatkan dari Sa’id bin Jubair, katanya, “Kesabaran itu adalah pengaduan hamba kepada Allah atas apa yang menimpanya, dan mengharap keridlaan dari sisi-Nya dan menghendaki pahala-Nya. Terkadang seseorang merasa cemas tetapi ia tetap tegar, tidak terlihat darinya kecuali kesabaran.”
Imam Ahmad meriwayatkan dari Hudzaifah bin al-Yaman, katanya, “Rasulullah jika ditimpa suatu masalah, maka segera shalat.” (HR Abu Daud)
Sunaid meriwayatkan dari Hajaj, dari Ibnu Juraij ia mengatakan bahwa sa bar dan shalat merupakan penolong untuk mendapatkan rahmat Allah.
Yakni jadikanlah sabar dengan semua macamnya dan shalat sebagai penolongmu untuk mengatasi semua masalah. Sabar itu ada beberapa macam, yaitu:
1) sabar dalam menjalankan keta'atan kepada Allah,
2) sabar dalam menjauhi larangan Allah, dan
3) sabar terhadap taqdir Allah dengan tidak berkeluh-kesah.
Bagi mereka yang khusyu', memiliki rasa takut kepada Allah, berharap apa yang ada di sisi-Nya dan rasa cinta kepada-Nya mengerjakan shalat itu ringan. Karena hal tersebut (khusyu', rasa takut dan harap) menghendaki untuk mengerjakannya dengan lapang dada dan senang. Berbeda dengan yang tidak memilikinya, mendirikan shalat menjadi hal yang sangat berat meskipun hanya sebentar. Khusyu' artinya tunduknya hati, tenang dan tenteramnya kepada Allah Ta'ala, memasrahkan diri kepada-Nya dengan menghinakan diri, menampakkan rasa butuh serta beriman kepada Allah dan kepada pertemuan dengan-Nya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Qs. Albaqarah:153)
Ada pula yang mengartikan: mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat. Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan kaum mukmin untuk menghadapi urusan mereka baik terkait dengan agama maupun dunia dengan sabar dan shalat. Sabar artinya menahan diri terhadap hal-hal yang tidak disukai. Ia terbagi menjadi tiga bagian: Pertama, sabar dalam menjalankan perintah Allah. Kedua, sabar dalam menjauhi larangan Allah, dan ketiga, sabar dalam menghadapi musibah yang menimpa dengan tidak keluh kesah. Sabar berdasarkan ayat ini merupakan pertolongan yang paling besar dalam menghadap segala perkara.
Allah Subhaanahu wa Ta'aala bersama mereka yang memiliki akhlak dan sifat sabar dengan memberikan pertolongan dan taufiq-Nya, sehingga masalah-masalah sukar dan berat menjadi ringan.
Setelah menyampaikan penjelasan mengenai perintah bersyukur, Allah pun menjelaskan makna sabar dan bimbingan untuk memohon pertolongan melalui kesabaran dan shalat. Karena sesungguhnya seorang hamba itu adakalanya ia mendapatkan nikmat kemudian mensyukurinya atau ditimpa bencana kemudian bersabar atasnya.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits dalam kitab Musnad Ahmad, Rasulullah bersabda: “Sungguh menakjubkan perihal orang mukmin itu, Allah tidak menentukan suatu hal melainkan kebaikan baginya. Jika mendapatkan kebahagiaan, ia lalu bersyukur, maka yang demikian itu adalah baik baginya. Dan Jika mendapatkan kesusahan, lalu ia bersabar, maka yang demikian itu adalah baik baginya.” (HR. Ahmad).
Allah Ta’ala juga menerangkan bahwa sebaik-baik sarana yang dapat membantu dalam menjalani berbagai musibah adalah kesabaran dan shalat. Dalam hadits disebutkan: “Bahwa Rasulullah jika menghadapi suatu masalah, maka beliau mengerjakan shalat.” (HR. Ahmad dan an-Nasai).
Kesabaran itu ada dua macam. Pertama, sabar dalam meninggalkan berbagai hal yang diharamkan dan perbuatan dosa. Dan kedua, sabar dalam berbuat ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Jenis yang kedua ini lebih besar pahalanya, karena inilah yang dimaksudkan. Ada juga kesabaran jenis ketiga, yaitu kesabaran dalam menerima dan menghadapi berbagai macam musibah dan cobaan. Yang demikian itupun wajib, seperti istighfar dari berbagai aib. Sebagaimana dikemukakan oleh Abdur Rahman bin Zaid bin Aslam mengenai dua pintu kesabaran, yaitu sabar menjalankan hal-hal yang disukai Allah swt. meskipun terasa berat bagi jiwa dan raga. Dan kedua sabar dalam menghindari hal-hal yang dibenci Allah Ta’ala meskipun sangat diinginkan oleh hawa nafsu. Jika seseorang telah melakukan hal itu, maka ia benar-benar termasuk orang-orang sabar yang akan memperoleh keselamatan.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, penulis (lbnu Katsir) mengatakan, hal ini diperkuat oleh firman Allah Ta’ala yang artinya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)
Sa’id bin Jubair mengatakan: “Sabar berarti pengaduan seorang hamba kepada Allah atas musibah yang menimpanya dan ketabahannya di sisi Allah dengan mengharapkan pahala dari-Nya. Terkadang, seseorang digoncangkan (dengan berbagai masalah), namun ia tetap tegar, dan tidak melihat pilihan yang lain kecuali bersabar.”
Segala urusan dunia ini adalah kecil belaka. Kesulitan yang aku hadapipun soal kecil saja bagi Allah, akupun akan memandangnya kesulitan yang kecil saja. Aku memandangnya soal besar, sebab aku tidak insaf bahwa jiwaku kecil. Aku gelisah lantaran kesulitan. Aku mesti mencari di mana sebabnya, kemu­dian ketahuanlah sebabnya. Yaitu ada sesuatu selain Allah yang mengikat hatiku. Mungkin hartabenda, mungkin kemegahan dunia, mungkin pangkat dan kedudukan dan mungkin juga yang lain. Sehingga aku lupa samasekali tujuan hidupku yang sebenarnya, yaitu Tuhan dengan keredhaanNya, sebab itu aku mesti shalat.
Sabar memang berat dan sabar memanglah tidak terasa apa faedahnya jlka bahaya dan kesulitan belum datang. Apabila datang suatu marabahaya atau suatu musibah dengan tiba-tiba, dengan tidak disangka-sangka, memang tim­bullah perjuangan dalam batin. Perjuangan yang amat hebat. Tarik menarik di antara kegelisahan dengan ketenangan.

Sumber: Tafsir Ibnu Katsir, Hidayatul Insan dan Tafsir Al Azhar
Mutiara Ar-Risalah ,
Wa: 0895371970258 (Rizky Ramadhan), t.me/mutiaraArrisalah
https://risalah12.blogspot.co.id

Mari bersama dalam surga dunia untuk surga akhirat dengan berdonasi ke rekening kami di Bank BJB.
Dengan no: 0076961565100,
Atas Nama Rizky Ramadhan, baarakallahu fiikum

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA