penjelasan terakhir hadits I Kitabul Iman


📚 Syarah Shahih Bukhari

📖

8. Perkataan Ibnu Umar tentang hakikat taqwa, dikatakan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar dalam Al Fath : “Saya belum melihat sanad yang bersambung dari (perkataan) Ibnu Umar ini”.

Hakikat taqwa adalah keyakinan terhadap Allah dan Rosul-Nya, sebagaimana ketika Allah mensifatkan orang yang bertakwa adalah mereka yang beriman terhadap hal yang ghoib dan yakin terhadap hari akhir,

 Firmannya :        “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,  (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat], dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.  dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat”. (QS. Al Baqoroh : 2-4)

9. Perkataan Imam Mujahid dalam menafsirkan surat Asy-Syuroo ayat 13, diriwayatkan dengan sanad yang bersambung oleh Imam Ath-Thobari, namun dengan lafadz :       .

“Apa yang diwasiatkan kepadamu (Muhammad) dan para Nabi-Nya seluruhnya adalah agama yang satu”.

 Imam Bukhori disini ingin menerangkan makna perkataan syariat-syariat Iman, sebagaimana isi surat dari Umar bin Abdul Aziz, yakni maksudnya adalah keyakinan agama ini (tauhid)

 10. Perkataan Ibnu Abbaas Rhodiyallahu anhuma Dalam menafsirkan Syariat dan manhaj dengan jalan-jalan dan Sunah-sunah, diriwayatkan dengan sanad yang bersambung oleh Imam Ath-Thobari dalam tafsirnya. Maka perkataan ini juga untuk menjelaskan maksud dari surat Umar bin Abdul Aziz, sekaligus juga menunjukkan bahwa iman bertambah (dengan ketaatan) dan berkurang (dengan maksiat), karena setiap orang berlebih dan berkurang dalam menempuh jalan agama ini. Dengan derajat amal-amalnya akan dibalas setiap perbuatannya.

In syaa Allah akan dilanjutkan ke hadits yang kedua.

Baarakallahu fiikum. Walhamdulillahi Rabbil 'Aalamiin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA