Islam dan Iman


📚 Masih Bab Islam dibangun atas 5 Perkara

Kemudian Al Bukhari menyebutkan hadits yang merupakan contoh islam dan iman

📖 Dalil yang menguatkan hal ini adalah, hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad (no. 17027) dan selainnya dari Sahabat ‘Amr bin ‘Anbasah ra

“Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shollallahu alaihi wa Sallam, ia berkata : ‘Ya Rosulullah, apa itu Islam? Jawab Nabi : ‘engkau menundukkan hatimu kepada Allah dan kaum muslimin selamat dari lisan dan tanganmu’. Laki-laki tadi berkata lagi, Apa itu Islam yang paling utama? Nabi menjawab, Iman. Laki-laki tadi berkata, Apa itu Iman? Beliau Shollallahu alaihi wa Sallam menjawab, engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Para Rosul-Nya dan Kebangkitan setelah kematian. Laki-laki tadi berkata, Apa itu Iman yang paling utama?, Nabi menjawab, Hijroh. Laki-laki tadi berkata, Apa itu Hijroh?, Nabi menjawab, engkau hijroh dari kejelekan. Laki-laki tadi berkata, Apa itu hijroh yang paling utama?, Nabi menjawab, Jihad”. Laki-laki tadi berkarta, Apa itu Jihad? Nabi Shollallahu alaihi wa Sallam menjawab, engkau membunuh orang Kafir yang engkau temui. Laki-laki tadi berkata lagi, Apa Jihad yang paling utama? Nabi menjawab, orang yang menghabiskan hartanya dan menumpahkan darahnya sampai tetes darah terakhir. Lalu Nabi Shollallahu alaihi wa Sallam bersabda, ada dua amalan yang paling utama, tidak akan mendapatkannya, kecuali orang yang mengamalkan seperti keduanya, Haji yang mabrur atau umroh”.

 *Kedudukan sanad* : hadits ini diriwayatkan melalui jalan Ma’mar dari Ayyub As-Sikhtiyaaniy dari Abu Qilaabah dari Amr bin ‘Anbasah Rodhiyallahu anhu Imam Al Haitsami berkata dalam Majmuz Zawaid : “semuanya perowinya tsiqoh”. Namun Syaikh Syu’aib Arnauth dalam Ta’liqnya terhadap Musnad Imam Ahmad, menjelaskan bahwa Abu Qilaabah tidak pernah berjumpa dengan Sahabat Amr bin ‘Anbasah. Maka sanad hadits ini terputus, tapi Syaikh Syu’aib mengatakan hadits ini memiliki penguat dari jalan lain sehingga beliau menghukumi hadits ini Shohih Lighoirihi.

Berkata Imam Bukhari:

“Yaitu qoul (ucapan) dan fi’lun (perbuatan) (dapat) bertambah dan berkurang. Allah berfirman, {supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)} [QS.Al Fath :4], {dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk} [QS. Al Kahfi :13], {Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk}  [QS. Maryam : 76], {Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketaqwaannya} [QS. Muhammad : 17], {dan supaya orang yang beriman bertambah imannya} [QS. Al Mudatsir : 31], {"Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?" Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya,} [QS. At Taubah : 124], {karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka} [QS. Ali Imron : 173], {Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan} [QS. Al Ahzab :22]. Cinta dan benci dijalan Allah termasuk keimanan. Umar bin Abdul Aziz menulis surat kepada ‘Adiy bin ‘Adiy, (isinya) : “Sesungguhnya Iman memiliki kewajiban-kewajiban, Syariat-syariat, batasan-batasan dan sunnah-sunnahnya. Barangsiapa yang menyempurnakan hal tersebut, berarti ia telah menyempurnakan keimanannya dan barangsiapa yang tidak menyempurnakannya, maka ia tidak menyempurnakana keimanannya. Jika aku masih hidup, akan aku jelaskan kepada kalian, sehingga kalian dapat beramal dengannya. Namun jika aku (keburu) meninggal dunia, berarti aku tidaklah lama menemani kalian”. Nabi Ibrohim alaihi Salam : {akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)} [QS. Al Baqoroh : 260].  Muadz bin Jabal Rodhiyallahu anhu Berkata, duduklah bersama kami, kita beriman sejenak. Ibnu Mas’ud Rodhiyallahu anhu Berkata, Yakin adalah iman seluruhnya. Ibnu Umar Rodhiyallahu anhu, berkata, Seorang hamba belum mencapai hakikat takwa, hingga ia meninggalkan apa yang meragukan dalam dada. Mujahid menafsiri, {Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama} [QS. Asy-Syuuroo : 13], dengan berkata, kami wasiat kepadamu ya Muhammad dan kepadanya agama yang satu. Ibnu Abbaas menafsiri, {aturan dan jalan yang terang} [QS. Al Maidah : 48], yaitu jalan dan Sunnah.

🖌 In syaa Allah pekan depan dilanjutkan dengan Fawaid Hadits.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA