Menjaga lidah

Ketajaman lidah melebihi mata pedang. Sungguh sangat berbahaya. Banyak orang yang celaka karena tiak dapat menjaga lidahnya. Namun tak sedikit pula orang yang menjadi mulia, dihormati, disegani dan dipercaya juga karena lidahnya.
Bencana yang ditimbulkan lidah tidak hanya berlaku di dunia. Tetapi juga di akhirat. Orang yang lidahnya senantiasa buruk, mengumpat, mencaci, menghina, menggunjing dan sebagainya diancam Allah dengan siksaan yang sangat pedih. Bahkan orang yang hatinya tidak sesuai dengan lidahnya, ia dianggap munafik.
Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhirat maka berkatalah yang baik, atau (jika tidak), diamlah “.
(HR. Bukhori dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda :”Dan tidakkah nanti seseorang akan diseret ke neraka dengan wajah-wajah mereka (di tanah), terkecuali itu karena ulah lidah-lidah mereka.
(HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim).
Dalam hadits yang lain disebutkan :
Setiap pembicaraan anak adam adalah (saksi yang) memberatkannya, bukan untuk kebaikannya, kecuali Dzikrullah, Amr Ma’ruf dan Nahi Munkar.
Rasulullah SAW bersabda pula :
Sesungguhnya kebanyakan dosa anak Adam berada pada lidahnya” (HR. Ath Thabarani, Ibnu Abi Dunya dan Al Baihaqi).
Keutamaan menjaga lidah Al Imam Al Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin berkata: “Ketahuilah bahwa lidah bahayanya sangat besar, sedikit orang yang selamat darinya, kecuali dengan banyak diam “. Oleh sebab itu, Pembuat syari’at memuji dan menganjurkan diam.
Luqman Al Hakim berkata: “Diam itu adalah kebijaksanaan, namun sedikit sekali orang yang melakukannya”.
Abdullah bin Sufyan meriwayatkan dari ayahnya, dia berkata:”Aku berkata kepada Rasulullah SAW, wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku tentang islam, dengan suatu perkara yang aku tidak akan bertanya lagi kepada orang lain sesudahmu.”. Nabi saw bersabda: “Katakanlah, aku beriman, kemudian istiqamahlah”. Dia berkata: “Lalu apakah yang harus aku jaga?”, kemudian Rasulullah saw mengisyaratkan dengan tangan beliau ke lidah beliau.
(HR. At Tirmidzi, An Nasa’I dan Ibnu Majah).
Sahl bin Sa’ad meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw, dimana beliau bersabda :
Siapa yang menjamin untukku (agar menjaga) apa yang ada diantara dua janggutnya (lidah) dan yang ada diantara dua kakinya (kemaluan), maka aku menjamin untuknya surga ” (HR. Bukhori).
Rasulullah SAW juga bersabda :
Simpanlah lidahmu kecuali untuk kebaikan, karena dengan demikian kamu dapat mengalahkan syaitan.
(HR. Ath Thabarani dan Ibnu Hibban).
Sahabat ku yang tercinta..
Keutamaan diam cara menyelamatkan diri dari bahaya lidah adalah diam, kecuali dari hal yang baik dan mengundang kebaikan. Para salaf pendahulu kita lebih banyak diam daripada berbicara, Sebab dengan diam akan mengurangi dosa dan bahaya yang timbul akibat lidah.
Tetapi jika hak-hak Allah dilecehkan, syariat dihina dan Rasulullah direndahkan, maka mereka tidak akan tinggal diam. Mereka akan berbicara dengan lantang dan pasti sekalipun di depan pemimpin yang kejam, sekalipun nyawa adalah taruhannya. Jadi berbicara itu baik jika ditempatkan pada posisinya dan diam itu baik jika ditempatkan pada tempatnya pula. Dan jika dibalik maka rusaklah tatanan Amr Ma’ruf Nahi Munkar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA