💧BEBERAPA ALASAN DILARANGNYA MEMPERINGATI MAULID NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM💧


'
Para ulama dahulu dan sekarang telah menjelaskan kebathilan bid'ah memperingati Maulid Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan membantah para pendukungnya.
'
Memperingati Maulid (kelahiran) Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam itu adalah bid'ah dan haram berdasarkan alasan-alasan berikut;
'
🍄PERTAMA
'
Peringatan Maulid Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam adalah bid'ah yang dibuat-buat dalam agama ini. Allah Subhaanahu wa Ta'ala tidak menurunkan keterangan sedikitpun dan ilmu tentang itu. Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam tidak pernah mensyari'atkannya baik melalui lisan , perbuatan, maupun ketetapan beliau. Padahal Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman;
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah..."
(Qs al-Ahzab/33;21)
'
Nabi Shallallahu'Alaihi wa sallam bersabda;
"Barangsiapa yang mengadakan suatu yang baru yang tidak ada dalam agama kami, maka amalan itu tertolak."
'
Dalam riwayat Imam Muslim,
"Barangsiapa mengamalkan suatu amalan yang tidak atas dasar urusan kami, maka amalan tersebut tertolak."
'
🍄 KEDUA
'
Khulafaur Rasyidin dan para sahabat Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam lainnya tidak pernah mengadakan peringatan Maulid Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam dan tidak pernah mengajak untuk melakukannya. Padahal mereka adalah sebaik-baik umat ini setelah Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam.
'
Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda;
"Maka wajib bagi kalian berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin yang mendapat petunjuk. Peganglah erat-erat dan gigitlah dia dengan gigi gerahammu. Dan jauhilah perkara-perkara yang diada-adakan (dalam agama), karena setiap perkara yang diada-adakan adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah kesesatan."
(HR. Abu Dawud no.4607, At-Tirmidzi no.2676, Ad-Darimi I/44, Al-Hakim I/95, Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah I/205, dishahihkan dan disepakati oleh imam adz-Dzahabi).
[Lihat Irwaul Ghalil no.2455 dari sahabat al-Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu'anhu]
'
Peringatan Maulid tidak pernah dilakukan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Seandainya perbuatan itu baik niscaya mereka telah lebih dahulu melakukannya.
'
Al-Hafizh Ibnu Katsir Rahimahullah berkata;
"Ahlus Sunnah wal Jama'ah berpendapat bahwa setiap perkataan dan perbuatan yang tidak ada dasarnya dari shahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah bid'ah. Karena bila hal itu baik, niscaya mereka akan lebih dahulu melakukannya daripada kita. Sebab mereka tidak pernah mengabaikan satu kebaikan pun kecuali mereka telah lebih dahulu melaksanakannya."
(Tafsir Ibnu Katsir VII/278-279 cet; Dar Thayyibah)
'
🍄 KETIGA
'
Peringatan hari kelahiran (ulang tahun/maulid) adalah kebiasaan orang-orang sesat dan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Karena yang pertama kali menciptakan kebiasaan tersebut adalah para penguasa generasi Fathimiyyah Ubaidiyyah, mereka sebenarnya berasal dari kalangan Yahudi,bahkan ada pendapat mereka berasal dari kalangan Majusi. Bisa jadi mereka adalah orang-orang Atheis.
(Siyar A'lamin Nubala XV/213)
'
Orang yang pertama kali menciptakannya adalah al-Mu'iz Lidinillah al-'Ubaid al-Maghribi yang keluar dari Maroko menuju Mesir pada bulan Ramadhan tahun 362H.*
'
Apakah layak bagi seorang Muslim yang berakal untuk mengikuti Rafidhah dan mengikuti kebiasaan mereka serta menyelisihi petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam?
'
🍄 KEEMPAT
'
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman;
'
"...Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku Ridhai Islam sebagai agamamu..."
(Qs. al-Maidah /5;3)
'
Al-Hafizh Ibnu Katsir Rahimahullah (wafat th. 774H) menjelaskan.
"Ini merupakan nikmat Allah Subhaanahu wa Ta'ala terbesar yang diberikan kepada umat ini, tatkala Allah Subhaanahu wa Ta'ala menyempurnakan agama mereka. Sehingga mereka tidak memerlukan agama lain dan tidak pula Nabi lain selain Nabi mereka, yaitu Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam. Oleh karena itu Allah azza wa jalla menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan mengutusnya kepada seluruh manusia dan jin. Sehingga, tidak ada yang halal kecuali yang beliau halalkan, tidak ada yang haram kecuali yang diharamkannya, dan tidak ada agama kecuali yang disyari'atkannya. Semua yang dikhabarkannya adalah haq, benar, dan tidak ada kebohongan, serta tidak ada pertentangan sama sekali.
'
Sebagaimana firman Allah azza wa jalla;
"Dan telah sempurna kalimat Rabbmu (Al-Qur'an), (sebagai kalimat) yang benar dan adil..."
(Qs. al-An'am/6;115)
'
Maksudnya, benar dalam kabar yang disampaikan dan adil dalam seluruh perintah dan larangan. Setelah agama disempurnakan bagi mereka, maka sempurnalah nikmat yang diberikan kepada mereka.
'
Maka Ridhailah Islam untuk diri kalian, karena ia agama yang dicintai dan di ridhai Allah Subhaanahu wa Ta'ala. Karenanya Allah Azza wa jalla mengutus Rasul Shallallahu'alaihi wa sallam yang paling utama dan menurunkan kitab yang paling mulia (Al-Qur'an).
'
Mengenai firman Allah Subhaanahu wa Ta'ala (Qs. al-Maidah/5;3),
'Ali bin Abi Thalhah berkata;
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu.
"Maksudnya adalah Islam. Allah Azza wa jalla telah mengabarkan kepada Nabi Nya Shallallahu alaihi wa sallam dan kaum mukminin bahwa Dia telah menyempurnakan keimanan untuk mereka, sehingga mereka tidak membutuhkan penambahan sama sekali. Dan Allah Azza wa jalla telah menyempurnakan Islam sehingga Allah Azza wa jalla tidak akan pernah menguranginya, bahkan telah meridhainya sehingga Allah Azza wa jalla tidak akan memurkainya selama-lamanya.
(Tafsir Ibnu Katsir III/26-27 secara ringkas)
'
Orang yang melaksanakan sunnah-sunnah dan meninggalkan bid'ah-bid'ah termasuk bid'ah Maulid Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam maka mereka menjadi asing dimasyarakat pendukung perayaan ini. Padahal Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam telah menjelaskan dengan sangat jelas. Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam tidak membiarkan satu jalan pun yang dapat menghantarkan ke Surga dan menjauhkan dari Neraka melainkan telah beliau jelaskan kepada umatnya. Kalau peringatan Maulid Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam itu termasuk ajaran agama yang diridhai Allah Azza wa jalla, tentu beliau Shallallahu'alaihi wa sallam telah menjelaskannya atau melakukannya.
'
Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda;
"Tidaklah Allah Azza wa jalla mengutus seorang Nabi, kecuali wajib baginya untuk menunjukkan kebaikkan yang diketahuinya kepada umatnya dan memperingatkan mereka terhadap keburukan yang diketahuinya kepada mereka."
(Shahih ; HR.Muslim no.1844)
'
🍄KELIMA
'
Dengan mengadakan bid'ah-bid'ah semacam itu, timbul kesan bahwa Allah Azza wa jalla belum menyempurnakan agama ini sehingga perlu dibuat ibadah lain untuk menyempurnakannya. Juga menimbulkan kesan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam belum tuntas menyampaikan agama ini kepada umatnya sehingga kalangan ahli bid'ah merasa perlu menciptakan hal baru dalam agama ini. Padahal Allah Subhaanahu wa Ta'ala telah menyempurnakan agama dan nikmat-Nya bagi hamba-hamba-Nya.
'
🍄 KEENAM
'
Dalam Islam tidak ada bid'ah hasanah, semua bid'ah adalah sesat sebagaimana sabda Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam;
"Setiap bid'ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka."
(Shahih HR.an-Nasa'i III/89)
'
Imam Syafi'i Rahimahullah berkata;
"Barangsiapa menganggap baik sesuatu (ibadah) maka ia telah membuat syari'at."
(al-Ba'its 'ala Inkaril Bida' wal Hawadits hal.50)
'
Diantara kaidah ilmu yang telah ma'ruf ialah bahwa
"Perbuatan baik ialah yang dipandang baik oleh syari'at dan perbuatan buruk ialah apa yang dipandang buruk oleh syari'at."
(Ilmu Ushul Bida' hal. 119-120)
'
Syaikh Hafizh bin Ahmad bin 'Ali Hakami Rahimahullah (wafat th.1337H) berkata;
"Kemudian ketahuilah bahwa semua bid'ah itu tertolak , tidak ada sedikitpun yang diterima; semuanya jelek tidak ada kebaikan padanya; semuanya sesat tidak ada petunjuk sedikit pun didalamnya; semuanya adalah dosa tidak berpahala; semuanya batil tidak ada kebenaran didalamnya. Dan makna bid'ah ialah
"Syari'at yang tidak diizinkan Allah Azza wa jalla, serta tidak termasuk urusan (agama) Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya"."
(Ma'arijul Qabul II/519-520)
'
Para Ulama Islam dan para peneliti kaum Muslimin secara terus menerus mengingkari budaya perayaan Maulid tersebut dan mengingkarinya demi mengamalkan nash-nash dari Kitabullah dan sunnah Rasul yang memang memperingatkan bahaya bid'ah dalam Islam, memerintahkan agar mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, serya memperingatkan juga dalam ucapan perbuatan dan amalan.
'
🍄 KETUJUH
'
Memperingati kelahiran Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam tidak membuktikan kecintaan terhadap Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam karena kecintaan itu hanya dapat dibuktikan dengan mengikuti beliau Shallallahu'alaihi wa sallam, mengamalkan sunnah beliau, dan mentaati beliau Shallallahu'alaihi wa sallam.
'
Allah Azza wa jalla berfirman;
"Katakanlah (Muhammad),' jika kamu mencintai Allah , maka ikutilah aku , niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa mu. Dan Allah Maha Pengampun , Maha Penyayang.
(Qs. Ali Imran/3;31)
'
Al Hafizh Ibnu Katsir Rahimahullah berkata;
"Ayat yang mulia ini sebagai pemutus hukum atas setiap orang yang mengaku cinta Allah Subhaanahu wa Ta'ala tetapi tidak berada di atas jalan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, maka ia dusta dalam pengakuannya mencintai Allah Azza wa jalla sampai ia mengikuti syari'at dan agama yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dalam setiap perkataan, perbuatan dan keadaannya."
'
Disebutkan dalam kitab ash-shahih, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
"Barangsiapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada tuntunan kami, amalan tersebut tertolak."
Shahih..
(HR. Bukhari no.2697dan Muslim no.1718)
'
Oleh karena itu maksud firman Allah Azza wa jalla yang maknanya;
"Katakanlah (Muhammad), jika kamu mencintai Allah Azza wa jalla, maka ikutilah aku, niscaya Allah Azza wa jalla mengasihimu." adalah kalian akan mendapatkan sesuatu yang melebihi kecintaan kalian kepada-Nya, yaitu kecintaan Nya pada kalian. Ini lebih besar daripada kecintaan kalian kepada-Nya. Seperti yang dikatakan ulama ahli hikmah,
"Yang menjadi ukuran bukanlah jika engkau mencintai, tetapi yang menjadi ukuran adalah jika engkau di cintai."
'
Al-Hasan al Bashri Rahimahullah berkata;
"Ada suatu kaum yang mengakui mencintai Allah Azza wa jalla lalu Allah Azza wa jalla menguji mereka melalui ayat ini..."
'
Kemudian firman Allah Azza wa jalla yang maknanya,
"Dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." Maksudnya adalah dengan mengikuti Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, kalian akan memperoleh pengampunan, berkat keberkahan utusanNya."
(Tafsir Ibnu Katsir. II/32)
'
🍄 KEDELAPAN
'
Memperingati Maulid Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam dan menjadikannya sebagai perayaan berarti menyerupai orang-orang Yahudi dan Nashrani dalam hari raya mereka, padahal kita telah dilarang untuk menyerupai mereka dan mengikuti gaya hidup mereka.
(Lihat Iqtidhaush Shiratil Mustaqim Mukhalafatu Ash-habil jahim oleh Ibnu Taimiyyah II/614-615 dan dalam Zadul Ma'ad Ibnul Qayyim 1/59)
'
🍄 KESEMBILAN
'
Orang yang berakal tidak mudah terpedaya dengan banyaknya orang yang memperingati Maulid Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, karena tolak ukur kebenaran itu bukan jumlah orang yang mengamalkannya, namun berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah yang shahih menurut pemahaman Salafush Shalih.
'
🍄 KESEPULUH
'
Berdasarkan kaidah syari'at yaitu mengembalikan perkara yang diperselisihkan kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul Shallallahu alaihi wa sallam. Sebagaimana firman Allah Azza wa jalla;
"...Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian."
(QS. an-Nisa /4;59)
'
Demikian juga dengan firman-Nya yang bermakna:
"Tentang sesuatu apa pun yang kamu perselisihkan, maka putusannya (terserah) kepada Allah."
(Qs. asy-Syu'ara/42;10)
'
Orang yang mengembalikan persoalan Maulid Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam ini kepada Allah Azza wa jalla dan Rasul-Nya, dia akan mendapati bahwa Allah Azza wa jalla memerintahkan manusia agar mengikuti Nabi-Nya. Dan Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam tidak pernah memerintahkan ataupun memperingati kelahiran beliau sendiri, juga para sahabat beliau. Dengan demikian dapat diketahui bahwa peringatan Maulid Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bukanlah berasal dari Islam, tetapi merupakan perbuatan bid'ah.
'
🍄 KESEBELAS
'
Yang disyari'atkan bagi seorang Muslim pada hari senin adalah berpuasa , bila ia mau. Karena Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa pada hari senin , beliau bersabda;
"Itu adalah hari kelahiranku hari aku diutus sebagai Nabi, serta hari aku diberikan wahyu."
(Shahih. HR. Muslim; 1162)
'
Yang disyari'atkan adalah meneladani beliau, yaitu berpuasa pada hari senin, bukan merayakan hari kelahiran beliau Shallallahu'alaihi wa sallam.
'
🍄 KEDUABELAS
'
Perayaan hari kelahiran Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam merupakan perbuatan ghuluw (berlebih-lebihan/melampaui batas) terhadap beliau. Padahal Allah Ta'ala dan Rasul-Nya melarang berbuat ghuluw.
'
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
"Jauhkanlah diri kalian dari berbuat ghuluw (berlebih-lebihan) dalam agama , karena sesungguhnya sikap ghuluw dalam agama ini telah membinasakan orang-orang sebelum kalian."
[Shahih. HR. Ahmad (I/215,347), an-Nasa'i (V/268), Ibnu Majah (no.3029), Ibnu Khuzaimah (no.2867), dan lainnya dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu]
'
Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam tidak suka di sanjung melebihi dari sanjungan yang Allah Azza wa jalla berikan dan ridhai. Tetapi banyak orang melanggar larangan Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam tersebut. Sampai-sampai ada yang berdo'a dan meminta pertolongan kepadanya, bersumpah dengan namanya serta meminta kepadanya sesuatu yang tidak boleh diminta kecuali kepada Allah. Sebagian dari perbuatan-perbuatan ini dilakukan ketika peringatan Maulid Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam.
'
'Abdullah bin asy-Syikhhir Radhiyallahu 'anhu berkata;
"Ketika aku pergi bersama delegasi Bani 'Amir untuk menemui Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, kami berkata kepada beliau; "Engkau adalah Sayyid (tuan/penguasa) kami!
Spontan Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam menjawab; "Sayyid (tuan/penguasa) kita adalah Allah Tabaaraka wa Ta'ala!"
Lalu kami berkata; "Dan engkau adalah orang yang paling utama dan paling agung kebaikannya."
Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam mengatakan; "Katakanlah sesuai dengan apa yang biasa (wajar) kalian katakan, atau seperti sebagian ucapan kalian dan janganlah sampai kalian terseret oleh syaithan."
[Shahih ..HR. Abu Dawud (4806), Ahmad (IV/24-25), Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (211) dan Shahihul Adabul Mufrad (no.155), an-Nasa'i dalam 'Amalul Yaum wa Lailah (247,249)]
'
Kebanyakan qashidah dan puji-pujian yang dinyanyikan oleh yang melaksanakan Maulid Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam itu tidak lepas dari sikap berlebih-lebihan dan kultus individu terhadap Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, bahkan terkadang mengandung ucapan-ucapan syirik,
beliau Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda;
"Janganlah kalian mengkultuskan diriku sebagaimana orang-orang Nashrani mengkultuskan Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku tidak lain hanyalah seorang hamba, maka katakanlah, 'Hamba Allah dan RasulNya."
Shahih..
(HR.al-Bukhari.3445)
'
Maksudnya janganlah kalian memujiku dengan cara bathil dan janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang Nashrani terhadap Isa Alaihissallam sehingga mereka menganggapnya memiliki sifat Ilahiyyah. Karenanya sifatilah aku sebagaimana Rabb-ku memberi sifat kepadaku. Katakanlah;
"Hamba Allah dan Rasul (utusan) Nya"
(Aqidatut Tauhid hal ;151)
'
🍄 KETIGABELAS
'
Berbagai perbuatan syirik, bid'ah dan haram yang terjadi dalam peringatan Maulid Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam.
'
Dalam perayaan Maulid Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam sering terjadi hal-hal yang diharamkan, seperti kesyirikan, bid'ah, bercampur baurnya kaum laki-laki dan wanita, menggunakan nyanyian dan alat musik, rokok dan lainnya. Bahkan sering terjadi perbuatan Syirik Akbar (besar) seperti istighatsah kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam atau para wali, penghinaan terhadap kitabullah, diantaranya dengan merokok pada saat majelis Qur'an, sehingga terjadilah kemubadziran dan buang-buang harta.
Sering juga diadakan dzikir-dzikir yang menyimpang di masjid-masjid pada acara Maulid Nabi tersebut dengan suara keras diiringi tepuk tangan yang tak kalah kerasnya dari pemimpin dzikirnya. Semuanya itu adalah perbuatan yang tidak disyari'atkan berdasarkan kesepakatan para ulama yang berpegang teguh kepada kebenaran.
(al-Ibda' fi Madharil ibtida' oleh Syaikh Ali Mahfuzh 251-252)
'
🍄 KEEMPATBELAS
'
Dalam peringatan Maulid Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam terdapat keyakinan bathil bahwa Ruh Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam menghadiri acara-acara Maulid yang mereka adakan.
Dalam alasan itu mereka berdiri dengan mengucapkan selamat dan menyambt kedatangan beliau Shallallahu'alaihi wa sallam. Itu jelas perbuatan paling bathil dan paling buruk sekali.!
Karena Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam tidak akan keluar dari kubur beliau sebelum hari kiamat dan tidak akan berhubungan dengan seseorang (dalam keadaan sadar), tidak pula hadir dalam pertemuan-pertemuan mereka. Beliau akan tetap berada dalam kubur beliau hingga hari kiamat. Ruh beliau akan tetap berada di 'Illiyyin yang tertinggi disisi Rabb beliau dalam Darul Karamah.
[at-Tahdzir minal Bida oleh al-Allamah Imam Abdul Aziz bin Baz.(13)]
'
Ahfllah Azza wa jalla berfirman yang artinya,
"Sesungguhnya engkau (Muhammad) akan mati dan mereka akan mati (pula)."
(Qs. az-Zumar/39;30)
'
Dan dalam ayat yang lain, Allah Azza wa jalla berfirman yang maknanya,
"Kemudian, sesudah itu sesungguhnya kamu sekalian akan benar-benar mati. Kemudian. Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari Kiamat."
(Qs. al-Mulminun/23;15-16)
'
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
"Aku adalah penghulu manusia dihari Kiamat nanti dan orang yang pertama kali keluar dari alam kubur, serta orang yang pertama kali memberi syafa'at dan yang menyampaikan syafa'at."
Shahih..(HR. Muslim. 2278)
'
Ayat dan Hadits diatas serta berbagai ayat dan hadits senada lainnya yang menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam dan orang-orang yang sudah mati lainnya akan keluar dari kubur mereka pada hari Kiamat nanti.
'
Al-Allamah Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah menyatakan;
"Ini adalah pendapat yang sudah disepakati oleh para Ulama kaum Muslimin, tidak ada perbedaan pendapat dikalangan mereka."
(At-Tahdzir minal Bida' hal;14)
'
Sebagai tambahan, ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam masih hidup, beliau Shallallahu alaihi wa sallam tidak mau dihormati dengan berdiri. Lalu bagaimana bisa mereka menghormati beliau Shallallahu'alaihi wa sallam dengan cara berdiri setelah beliau wafat.??
'
Allahu Ta'ala A'lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA