Seseorang yang baru belajar, hendaknya belajar. Jangan dulu bicara perkara besar.

Seseorang yang baru belajar, hendaknya belajar. Jangan dulu bicara perkara besar.

Jika kebelet ingin bicara perkara besar (Maksudnya: Agama), berhati-hatilah. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

التَّأَنِّي مِنَ اللَّهِ، وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

“Ketenangan ‘tidak tergesa-gesa’ adalah dari Allah, sedangkan ketergesa-gesaan adalah dari syaithan.” [1]

Nb: Belajar! Hadiri Majelis para Asatidzah Ahlus Sunnah. Bukan sibuk mengundang pemateri,  terlebih pemateri yang tidak jelas Ilmu dan 'Aqidahnya. Juga, bukan bikin mentoring, bukan itu. Karena dengan itu penyimpangan makin mengakar dan menambah kerusakan.

Pesen aja nih buat yang ngerasa: Orang yang baru belajar itu belajar, yang sudah lama belajar juga tetap belajar. Namun, orang yang baru belajar disuruh bicara agama, ini bahaya. Sesiapa yang aktif di Roh*s, hendaknya mengurungkan kegiatan demikian. Belajar saja dulu, fokus! Karena saya lihat kebanyakan dari mereka jarang / bahkan tidak pernah duduk di majelis para Asatidzah, malah sibuk rapat untuk mengadakan sebuah acara. Kalau dengan eskul itu menutut ilmu Syar'i malah terlalaikan, lebih baik tinggalkan. Sudah.. sibukkan saja dengan menuntut ilmu. Itu lebih menenangkan hati.

Pementor yang banyak ceramah, bicara sana sini ke kanan kiri di mana-mana hatinya senang. Thaharah aja gak beres. Ngaco yang ada. Sudah, duduk saja di majelis. Belajar. Bukan ngisi kajian. Kalau nemu ada orang kayak begitu, sudah ajak duduk di majelis. Kasihan mereka, bikin ngawur orang kerjanya.

"It's >amazing< that he can not repair his house, his wife, and his children, when he will be asked about them, but he wants to fix a haakiim (ruler) when he will not be asked about it". [2]


Footnote:
[1] Diriwayatkan oleh Abu Bakr bin Abi Syaibah sebagaimana dalam Ithâf Al-Khîrah Al-Maharah, Abu Ya’lâ, dan Al-Baihaqy dari Anas bin Malik radhiyallâhu ‘anhu. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahîhah no. 1795 (Via website Ustadz Dzulqarnain -hafizhahullah-)
[2] Tulisan ’Arob yang diterjemahkan ke dalam bahasa inggris. Translaternya temen saya.
#BicaraFakta #Pengalaman #Ilmiah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA