2. Beriman kepada Rububiyah Allah


📚 Syarah Ushulul Iman

📖🁉.

Syaikh Ibnu Utsaimin berkata", Beriman kepada  Rububiyah  Allah maksudnya: beriman sepenuhnya bahwa Dialah satu-satunya Pengatur alam semesta, tiada sekutu dan tiada penolong selain Dia.

Tauhid  Rububiyyah  yaitu  mengesakan  Allah  dalam  hal  penciptaan,  kekuasaan,  dan  pengaturan

 Rabb adalah Zat yang menciptakan, memiliki serta memerintah. Jadi, tidak ada pencipta selain Allah, tidak ada pemilik selain Allah, dan tidak ada perintah selain perintah-Nya. Allah  🁉  berfirman: “…Ingatlah,  menciptakan dan  memerintah  hanya hak Allah.  Maha  suci  Allah, Rabb semesta  alam.”  (QS. Al-A’raf: 54).

ﻗَﺎﻝَ ﺍﺑْﻦُ ﺟَﺮِﻳﺮٍ : ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲ ﺍﻟْﻤُﺜَﻨَّﻰ ، ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺇِﺳْﺤَﺎﻕُ ، ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻫِﺸَﺎﻡٌ ﺃَﺑُﻮ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ، ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺑَﻘِﻴِّﺔ ﺑْﻦُ ﺍﻟْﻮَﻟِﻴﺪِ ، ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟْﻐَﻔَّﺎﺭِ ﺑْﻦُ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟْﻌَﺰِﻳﺰِ ﺍﻟْﺄَﻧْﺼَﺎﺭِﻱُّ ، ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟْﻌَﺰِﻳﺰِ ﺍﻟﺸَّﺎﻣِﻲِّ ، ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴﻪِ -ﻭَﻛَﺎﻧَﺖْ ﻟَﻪُ ﺻُﺤْﺒَﺔٌ - ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭﺳﻠﻢ : " ﻣﻦ ﻟَﻢْ ﻳَﺤْﻤَﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﻋَﻤِﻞَ ﻣِﻦْ ﻋَﻤَﻞٍ ﺻَﺎﻟِﺢٍ ، ﻭَﺣَﻤِﺪَ ﻧَﻔْﺴَﻪُ ، ﻓَﻘَﺪْ ﻛَﻔَﺮَ ﻭَﺣَﺒِﻂَ ﻋَﻤَﻠُﻪُ . ﻭَﻣَﻦْ ﺯَﻋَﻢَ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺟَﻌَﻞَ ﻟِﻠْﻌِﺒَﺎﺩِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺄَﻣْﺮِ ﺷَﻴْﺌًﺎ ، ﻓَﻘَﺪْ ﻛَﻔَﺮَ ﺑِﻤَﺎ ﺃَﻧْﺰَﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻧْﺒِﻴَﺎﺋِﻪِ؛ ﻟِﻘَﻮْﻟِﻪِ : } ﺃَﻻ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﺨَﻠْﻖُ ﻭَﺍﻷﻣْﺮُ ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺭَﺏُّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ {
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Musanna, telah menceritakan kepada kami Ishaq, telah menceritakan kepada kami Hisyam Abu Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah ibnul Walid, telah menceritakan kepada kami Abdul Gaffar ibnu Abdul Aziz Al-Ansari, dari Abdul Aziz Asy-Syami, dari ayahnya yang berpredikat sahabat, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang tidak memuji Allah atas amal yang dikerja­kannya, yaitu amal yang saleh; dan bahkan dia memuji dirinya sendiri, maka sesungguhnya ia telah ingkar dan amalnya dihapuskan. Dan barang siapa yang menduga bahwa Allah telah menjadikan bagi hamba-hamba-Nya sesuatu dari urusan itu, berarti ia telah ingkar terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada nabi-nabi-Nya.
Dikatakan demikian karena ada firman Allah Swt, yang mengatakan: Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam. (Al-A'raf: 54)

"…Yang (berbuat) demikian  itulah  Allah Rabbmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan.  Dan orang-orang yang kamu  seru  (sembah)  selain  Allah  tidak  mempunyai apa-apa walaupun  setipis  kulit  ari.”  (QS. Fathir: 13).

 Tidak ada makhluk yang mengingkari kerububiyahan Allah  🁉, kecuali orang yang congkak sedang ia tidak meyakini kebenaran ucapannya, seperti yang dilakukan Fir`aun ketika berkata kepada kaumnya: “Akulah  tuhanmu  yang  paling tinggi.”  ( QS. AnNaziat: 24)

Dan juga ketika berkata:

“Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku.” (QS. Al-Qashash: 38)

Allah 🁉 berfirman:                 “Dan mereka mengingkarinya karena kezdaliman dan kesombongan mereka padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya.” (QS. An-Naml: 14).

 Allah berfirman:                     Nabi Musa berkata kepada Fir`aun, “Sesungguhnya kamu telah mengetahui bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Rabb yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir`aun, seorang yang akan binasa.” (QS. Al-Isra’: 102).

 Oleh karena itu, sebenarnya orang-orang musyrik mengakui rububiyah Allah, meskipun mereka menyekutukan-Nya dalam uluhiyah (penghambaan).

 Allah 🁉 berfirman:
“Katakanlah,"Kepunyaan  siapakah  bumi  ini,  dan semua yang  ada padanya,  jika kamu  mengetahui? “Mereka  akan menjawab,“kepunyan Allah”. Katakanlah,“siapakah  yang empunya  langit  yang tujuh dan  yang empunya  Arsy yang besar?” mereka menjawab, “kepunyaan Allah.” Katakanlah, “Maka apakah  kamu  tidak  bertakwa?  “Katakanlah, “Siapakah yang di  tanganNya  berada  kekusaan  atas segala  sesuatu, sedang Dia  melindungi,  tetapi  tidak ada  yang  dapat  dilindungi  dari  (azab)Nya,  jika  kamu mengetahui?” mereka  akan  menjawab,“kepunyaan Allah.” Katakanlah, “(kalau demikian), maka  dari  jalan manakah  kamu  ditipu?”  (QS. Al-Mu’minun: 84-89).

“Dan  sungguh jika  kamu  bertanya  kepada mereka,“Siapakah  yang menciptakan  langit  dan bumi?”, niscaya  mereka  menjawab,“Semuanya diciptakan  oleh yang Maha  Perkasa  lagi  Maha Mengetahui.”  ( QS. Az-Zukhruf : 9).

 “Dan  sungguh jika  kamu  bertanya  kepada mereka,“siapakah  yang  menciptakan  mereka?”, niscaya  mereka  menjawab,“Allah”, maka bagaimanakah  mereka  dapat  dipalingkan (dari menyembah Allah)?”  (QS. Az-Zukhruf : 87).

Perintah Allah  🁉  mencakup perintah alam semesta (kauni) dan perintah syara’ (syar’i). Dia adalah pengatur alam, pemutus seluruh perkara, sesuai dengan tuntutan hikmah-Nya. Dia juga penentu peraturan-peraturan ibadah serta hukum-hukum muamalat sesuai dengan tuntutan hikmahNya. Oleh karena itu barangsiapa yang menjadikan penentu aturan-aturan ibadah selain Allah dan penentu aturan-aturan mu`amalat selain Allah berarti ia telah menyekutukan Allah serta tidak beriman kepada-Nya.

📕 Sumber: Syarah Ushulul Iman, Penjelasan Rukun Iman dan Tafsir Ibnu Katsir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA