Kisah Nabi Adam (21)


๐Ÿ“š Materi Shahih Kisah Para Nabi

๐Ÿ“–

*Peringatan Kepada Adam dan Hawa (2)*

Nabi Adam dam Hawa memasuki surga dan di sana mereka berdua merasakan kenikmatan manusiawi semuanya. Di sana mereka juga mengalami pengalaman-pengalaman yang berharga. Kehidupan Nabi Adam dan Hawa di surga dipenuhi dengan kebebasan yang tak terbatas. Dan Nabi Adam mengetahui makna kebahagiaan yang ia rasakan pada saat ia berada di surga bersama Hawa. Ia tidak lagi mengalami kesepian. Ia banyak menjalin komunikasi dengan Hawa. Mereka menikmati nyanyian makhluk, tasbih sungai-sungai, dan suara alam sebelum ia mengenal bahwa alam akan disertai dengan penderitaan dan kesedihan. Allah telah mengizinkan bagi mereka untuk mendekati segala sesuatu dan menikmati segala sesuatu selain satu pohon, yang barangkali ia adalah pohon penderitaan atau pohon pengetahuan. Allah SWT berkata kepada mereka sebelum memasuki surga:

"Dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim.'" (QS. al-Baqarah: 35)

Nabi Adam dan Hawa mengerti bahwa mereka dilarang untuk memakan sesuatu dari pohon ini, namun Nabi Adam adalah manusia biasa, dan sebagai manusia ia lupa dan hatinya berbolak-balik serta tekadnya melemah. Maka iblis memanfaatkan kemanusiaan Nabi Adam dan mengumpulkan segala kedengkiannya yang disembunyikan dalam dadanya. Iblis terus berusaha membangkitkan waswas dalam diri Nabi Adam. Apakah aku akan menunjukkan kepadamu pohon keabadian dan kekuasaan yang tidak akan sirna?

Nabi Adam bertanya-tanya dalam dirinya. Apa yang akan terjadi seandainya ia memakan buah tersebut, barangkali itu benar-benar pohon yang sifatnya keabadian. Nabi Adam memang memimpikan untuk kekal dalam kenikmatan dan kebebasan yang dirasakannya dalam surga.

*Kesalahan Adam*

Berlalulah waktu di mana Nabi Adam dan Hawa sibuk memikirkan pohon itu. Kemudian pada suatu hari mereka menetapkan untuk memakan pohon itu. Mereka lupa bahwa Alllah telah mengingatkan mereka agar tidak mendekatinya. Mereka lupa bahwa iblis adalah musuh mereka sejak dahulu. Nabi Adam mengulurkan tangannya ke pohon itu dan memetik salah satu buahnya dan kemudian memberikannya kepada Hawa. Akhirnya mereka berdua memakan buah terlarang itu.

Allah berfirman:

"Dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia." (QS. Thaha: 121)

Tidak benar apa yang disebutkan oleh kitab-kitab kaum Yahudi bahwa Hawa menggoda Nabi Adam yang karenanya ia bertanggung jawab terhadap pemakanan buah itu. Nash Al-Qur'an tidak menyebut Hawa, namun ia menyebut Nabi Adam sebagai orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Demikianlah setan disalahkan dan Nabi Adam juga disalahkan karena kesombongan. Salah seorang dari mereka menghina manusia, dan yang lain ingin menjadi tandingan bagi Allah dalam hal kekekalan.

Allah memanggilnya:
"Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan". Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan. ( Q.S. Al-'A`rฤf 7:22-25 ).

Ada cerita lama tentang peristiwa ini. Al Hafez Ibnu Asaker meriwayatkan bahwa Allah memerintahkan dua malaikat untuk menghapus Adam dari kedekatan-Nya yang kudus. Maka Jibril menanggalkan mahkota dari kepalanya, dan Mikail mengambil itu dari dahinya. Adam berpikir bahwa hukumannya telah dipercepat dan bersujud menangis, "Ampunilah! Ampunilah! " maka Allah bertanya: "Apakah kamu melarikan diri dari-Ku?" Adam menjawab, "Tidak, Tuhanku, tapi saya malu kepada-Mu."

Abdul Rahman Ibn Amru AL Awza iy mengatakan bahwa Adam menghabiskan 100 tahun di surga. Dalam riwayat lain dikatakan ia menghabiskan 60 tahun. Ibnu Asaker melaporkan bahwa Adam menangis selama 60 tahun karena kehilangan surga dan 70 tahun untuk kesalahannya, dan dia menangis selama 70 tahun ketika anaknya tewas.

Karena Belum selesai Nabi Adam memakan buah tersebut sehingga ia merasakan penderitaan, kesedihan, dan rasa malu. Berubahlah keadaan di sekitamya dan berhentilah suara indah yang memancar dari dalam dirinya. Ia mengetahui bahwa ia tak berbusana, demikian juga istrinya. Akhirnya, ia mengetahui bahwa ia seorang lelaki dan bahwa istrinya seorang wanita. Ia dan istrinya mulai memetik daun-daun pohon untuk menutup tubuh mereka yang terbuka. Kemudian Allah SWT mengeluarkan perintah agar mereka turun dari surga.

Mereka meninggalkan surga dan turun ke atas bumi. Adam bersedih dan Hawa menangis. Allah menerima tobat mereka karena itu tulus dan Dia mengatakan kepada mereka bahwa bumi akan menjadi kerajaan dan asal mereka di mana mereka akan hidup dan mati dan dari mana mereka akan datang pada hari kiamat.

Sumber:
๐Ÿ“• Kisah Nabi Adam oleh Ibnu Katsir dan Kisah Para Nabi oleh Ustadz Dadan Ahmad Ramdhan rahimahumallah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA