3. Beriman kepada Uluhiyah Allah
๐ Syarah Ushulul Iman
▶ Iman kepada Allah
๐ ๐.
Beriman kepada Uluhiyah Allah maksudnya: benar-benar mengimani bahwa Dialah Ilah yang benar dan satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Al Ilah artinya “al ma’luh”, yakni sesuatu yang disembah dengan penuh kecintaan serta pengagungan. Allah ๐ berfirman: “Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak diibadahi) melainkan Dia, yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” ( QS. Al Baqarah: 163).
Bukan suatu yang tersembunyi bagi mereka yang memiliki sedikit saja perhatian mengenai ilmu aqidah akan pentingnya tauhid uluhiah. Ia adalah tauhid ibadah. Dan ibadah merupakan puncak keridhaan dan kecintaan Allah –'azza wajalla-. Ia adalah puncak teragung dan tujuan tertinggi. Karenanyalah diciptakan surga dan neraka, ditegakkan jihad antara orang-orang beriman dan kafir, diturunkan kitab-kitab suci dan para rasul. Secara bahasa Tauhid uluhiah adalah dakwah (ajakan) para nabi dan rasul, juga yang mengikuti jejak mereka dari para ulama, dai dan orang-orang shalih.
Pengertian Tauhid uluhiah
Para ulama memberi pengertian tauhid uluhiah dengan pengertian yang hampir berdekatan. Hanya sebagiannya ada yang lebih panjang dari yang lain. Di antara pengertian itu, sebagai berikut:
1. Mengesakan Allah Shubhanahu wa ta’alla dalam perbuatanperbuatan hamba.
2. Mengesakan Allah Shubhanahu wa ta’alla dalam beribadah.
3. Mengesakan Allah -ta’ala- dalam segala macam ibadah: lahir, batin, ucapan dan amalan, serta meniadakan segala peribadatan kepada selain Allah -ta’ala-, apapun wujudnya. Syaikh Abdurrahman As-Sa'di -rahimahullah- memberi pengertian lengkap, menyebutkan batasan pengertian ini, tafsir dan rukunnya dengan mengatakan: "Adapun batasan, tafsir dan rukunnya, yaitu mengetahui dan mengakui dengan keilmuan dan yakin bahwa Allah Shubhanahu wa ta’allaadalah Tuhan Esa yang diibadahi secara hakiki dan bahwa sifat uluhiah (ketuhanan) dan maknanya tidak terdapat pada seorang pun dari makhluk dan tidak pantas disandang kecuali oleh Allah -ta’ala-. Jika mengetahui dan mengakui hal itu dengan sebenarnya, akan mengesakan -Nya dalam segala ibadahnya, yang lahir dan batin serta menegakkan syariat Islam lahiriah, seperti: shalat, zakat, puasa, haji, jihad, amar makruf nahi munkar, berbakti padaorang tua, menyambung tali kekeluargaan serta menunaikan hak-hak Allah Shubhanahu wa ta’alla dan makhluk.Juga menegakkan pokok-pokok iman: beriman kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasulNya, hari akhirat serta menyandarkan takdir baik dan buruk hanya pada Allah Shubhanahu wa ta’alla.Tidak memaksudkan dari semua ibadahnya selain ridha Tuhan dan mengharap pahala, sambil meneladani Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi wasallam-
4. Aqidahnya sesuai dengan yang ditunjukkan oleh alQuran dan Hadits. Amal perbuatannya sebagaimana syariat Allah dan Rasul-Nya. Akhlak dan adabnya meneladani Nabi Muhammad -Salallahu ‘alaihi wasallam- dalam arahan, petunjuk dan segala keadaannya."
Syaikh Hafidz al-Hakami -rahimahullah- berkata mengenai hal ini di dalam kitab Manzumah Sulamul Wusul Ila 'Ilmil Usul Fit Tauhid : Ini dan yang kedua dari macam tauhid Mengesakan Tuhan Arsy dari sekutu Engkau mengibadahi Tuhan yang esa Mengakui akan hak -Nya dan tidak mengingkari.
Sumber:
๐ Syarah Ushulul Iman Syaikh Ibnu Utsaimin
Al-Haqqul Wรขdhihul Mubรฎn oleh Ibnu Sa'di hal.112-113. Dan AlFatรขwรข as-Sa'diah oleh Ibnu Sa'di hal.10-11. As-Syaikh Abdurrahman Ibn Sa'di wa Juhuduhu Fil Aqรฎdah oleh Abdurrazzaq al-Abbรขd hal.151-152.
Tauhid Uluhiyah, Muhammad bin Ibrahim al Hamd.
Komentar
Posting Komentar