Termasuk keimanan adalah menyukai untuk saudaranya seperti ia menyukai untuk dirinya sendiri


๐Ÿ“š Syarah Shahih Bukhari

๐Ÿ“– Bab 7:

Penjelasan : Pada bab sebelumnya Imam Bukhori menyebutkan bahwa termasuk bukti keimanan adalah beramal dan diantara amalan-amalan yang utama dan besar yaitu, memberikan kebaikan kepada orang lain.

Disini Imam Bukhori seolah-olah ingin memberikan gambaran ukuran kebaikan yang pantas diberikan kepada orang lain. Ukurannya adalah ditimbang dengan hal yang ia sukai untuk dirinya sendiri. Misal seseorang ingin memberikan makanan kepada orang lain, maka sangat tidak pantas, jika ia memberikan makanan yang dirinya saja merasa enggan untuk memakannya, bahkan sekalipun untuk hewan peliharaannya, maka dengan menimbang dirinya sendiri, ia seharusnya memberikan makanan sesuai dengan yang ia senangi.

Berkata Imam Al Bukhari: “haddatsanaa Musaddad ia berkata, haddatsanaa Yahya dari Syu’bah dari Qotadah dari Anas Rodhiyallohu 'Anhu dari Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam. Dari Husain Al Mu’allim ia berkata, haddatsanaa Qotadah dari Anas dari Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam beliau bersabda : “Tidaklah berimana salah seorang diantara kalian, hingga Ia menyukai untuk saudaranya, seperti ia menyukai untuk dirinya sendiri”.

๐Ÿ“ Kedudukan sanad

Kalau dilihat sepintas, sanad kedua yang ditulis Imam Bukhori dari Husain Al Mu’allim, adalah Mualaq. Namun yang benar adalah bahwa Husain ini Mutaba’ah Naqish untuk Syu’bah. Al Hafidz dalam Al Fath menemukan jalan yang bersambung dalam riwayat Imam Abu Nu’aim dalam “Mustakhrojnya” dari jalan Ibrohim Al Harbi dari Musaddad (gurunya Imam Bukhori) dari Yahya bin Sa’id dari Husain Al Muallim.  Sehingga disini Imam Bukhori meringkas sanadnya dan sebenarnya beliau mendapatkan dua sanad ini dari gurunya Musaddad.

๐Ÿ’ญ In Syaa Allah dilanjutkan dengan penjelasan Hadits,
Baarakallahu fiikum

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA