tafsir Alam Nasyrah; 8


"لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ".

Satu kesulitan tidak akan dapat mengalahkan dua kemudahan.
Yang beliau maksudkan adalah firman Allah Swt: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Alam Nasyrah: 5-6)
Dikatakan demikian karena al-'usr yang pertama sama dengan al-'usr yang kedua. Lain halnya dengan yusr, ia berbilang (yakni dua) karena yang pertama lain dengan yang kedua.

قَالَ الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنَا خَارِجَةُ، عَنْ عَبَّادِ بْنِ كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "نَزَّلَ الْمَعُونَةَ مِنَ السَّمَاءِ عَلَى قَدْرِ الْمَؤُونَةِ، وَنَزَّلَ الصَّبْرَ عَلَى قَدْرِ الْمُصِيبَةِ"

Al-Hasan ibnu Sufyan mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Saleh, telah menceritakan kepada kami Kharijah, dari Abbad ibnu Kasir, dari Abuz Zanad, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Pertolongan diturunkan dari langit sesuai dengan kadar pembiayaan, dan kesabaran diturunkan sesuai dengan kadar musibah.
Dan termasuk di antara nasihat yang bersumber dari Imam Syafii disebutkan sebagai berikut:

صَبرا جَميلا مَا أقرَبَ الفَرجا ...مَن رَاقَب اللَّهَ فِي الْأُمُورِ نَجَا ...

مَن صَدَق اللَّهَ لَم يَنَلْه أذَى ... وَمَن رَجَاه يَكون حَيثُ رَجَا ...

Bersabarlah dengan kesabaran yang baik, maka alangkah dekatnya jalan kemudahan itu. Barang siapa yang merasa dirinya selalu berada dalam pengawasan Allah dalam semua urusan, niscaya ia akan selamat.

Dan barang siapa yang membenarkan janji Allah, niscaya tidak akan tertimpa oleh musibah. Dan barang siapa yang berharap kepada Allah, maka akan terjadilah seperti apa yang diharapkan.

Ibnu Duraid mengatakan bahwa Abu Hatim As-Sijistani telah membacakan bait-bait syair berikut kepadanya, yaitu:

إِذَا اشْتَمَلَتْ عَلَى الْيَأْسِ القلوبُ... وَضَاقَ لِمَا بِهِ الصَّدْرُ الرحيبُ...

وَأَوْطَأَتِ الْمَكَارِهُ وَاطْمَأَنَّتْ ...وَأَرْسَتْ فِي أَمَاكِنِهَا الخطوبُ ...

وَلَمْ تَرَ لِانْكِشَافِ الضُّرِّ وَجْهًا ...وَلَا أَغْنَى بحيلته الأريبُ

أَتَاكَ عَلَى قُنوط مِنْكَ غَوثٌ ... يَمُنُّ بِهِ اللَّطِيفُ المستجيبُ ...

وَكُلُّ الْحَادِثَاتِ إِذَا تَنَاهَتْ ...فَمَوْصُولٌ بِهَا الْفَرَجُ الْقَرِيبُ ...

Bilamana hati dipenuhi oleh rasa putus asa, dan dada yang luas menjadi terasa scmpit, dan hal-hal yang tidak disukai datang menimpa diri, serta banyak musibah yang dialaminya, sehingga ia tidak melihat adanya celah untuk melepaskan diri dari bahaya yang sedang menimpa diri, dan tiada gunanya lagi semua upaya untuk menanggulanginya. Maka akan datanglah kepadamu pertolongan bila hatimu berserah diri kepada-Nya, yaitupertolongan dari Tuhan Yang Mahalembut lagi Maha Memperkenankan doa. Semua musibah apabila telah mencapai puncaknya pasti berhubungan langsung denganjalan keluarnyayang tidak lama.

Penyair lainnya mengatakan dalam bait-bait syairnya:

وَلَرُب نَازِلَةٍ يَضِيقُ بِهَا الْفَتَى ...ذَرْعًا وَعِنْدَ اللَّهِ مِنْهَا الْمَخْرَجُ ...

كَمُلَتْ فَلَمَّا اسْتَحْكَمَتْ حَلْقَاتُهَا ...فُرِجَتْ وَكَانَ يَظُنُّهَا لَا تُفْرَجُ ...

Betapa banyak musibah yang menimpa diri seseorang hingga membuatnya terasa sempit, sedangkan di sisi Allah adajalan keluar darinya.

Bilamana musibah mencapai puncaknya, maka pastilah adajalan keluarnya, padahalyang bersangkutan mengira tiada jalan keluar darinya.

*******************

Firman Allah Swt.:

{فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ}

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Alam Nasyrah: 7-8)
Yakni apabila kamu telah merampungkan urusan-urusan duniamu dan kesibukannya dan telah kamu selesaikan semua yang berkaitan dengannya, maka bulatkanlah tekadmu untuk ibadah dan bangkitlah kamu kepadanya dalam keadaan bersemangat. Curahkanlah hatimu dan ikhlaskanlah niatmu dalam beribadah kepada-Nya dan berharap kepada-Nya.
Termasuk pula ke dalam pengertian ini sebuah hadis yang telah disepakati kesahihannya, yaitu yang mengatakan:

"لَا صَلَاةَ بِحَضْرَةِ طَعَامٍ، وَلَا وَهُوَ يُدَافِعُهُ الْأَخْبَثَانِ"

Tiada salat di hadapan makanan, dan tiada salat pula sedangkan yang bersangkutan menahan keinginan membuang kedua air (buang air kecil dan buang air besar).
Dan sabda Nabi Saw. yang mengatakan:

"إِذَا أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ وَحَضَرَ الْعَشَاءُ، فَابْدَءُوا بالعَشَاء"

Apabila salat diiqamahkan, sedangkan makan malam telah disediakan, maka mulailah dengan menyantap makan malam dahulu.
Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa apabila kamu telah merampungkan urusan duniamu, lalu kamu berdiri untuk salat, maka kerjakanlah salatmu dengan sungguh-sungguh dengan menghadap kepada Tuhanmu. Dalam riwayat lain yang bersumber dari Qatadah disebutkan pula bahwa apabila berdiri untuk salat, maka berdoalah dengan sungguh-sungguh untuk keperluanmu.
Diriwayatkan pula dari Ibnu Mas'ud, bahwa apabila engkau telah mengerjakan salat-salat fardumu, maka kerjakanlah qiyamul lail dengan sungguh-sungguh. Dan telah diriwayatkan dari Ibnu Iyad hal yang semisal dengan pendapat Ibnu Mas'ud.
Menurut riwayat lain yang bersumber dari Ibnu Mas'ud sehubungan dengan makna firman-Nya: kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Alam Nasyrah: 7-8) Yakni sesudah engkau selesaikan salatmu, sedangkan engkau masih dalam keadaan duduk.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (AlamNasyrah: 7) Yaitu dalam berdoa.
Zaid ibnu Aslam dan Ad-Dahhak telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka apabila kamu telah selesai. (AlamNasyrah: 7) Maksudnya, dari melakukan jihad. kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (Alam Nasyrah: 7) Yakni kerjakanlah ibadah dengan sungguh-sungguh.

{وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ}

dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Alam Nasyrah: 8)
As-Sauri mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah jadikanlah niatmu dan harapanmu hanya tertuju kepada Allah Swt. semata.

Demikianlah akhir tafsir surat Alam Nasyrah dengan memanjatkan puji dan syukur atas segala karunia-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA