Kisah Nabi Adam (20)


๐Ÿ“šMateri Shahih Kisah Para Nabi

๐Ÿ“–

*Peringatan kepada Adam dan Hawa (1)*

Adam dan Hawa diakui di surga dan di sana mereka tinggal seperti impian semua manusia. Allah mengizinkan mereka untuk mendekati dan menikmati semuanya kecuali satu pohon, yang mungkin adalah Pohon Penderitaan atau Pohon Pengetahuan. Allah melarang mereka, mereka diberi tempat tinggal di surga.
"... dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Baqarah 2:35 )

sesungguhnya Allah telah melarang Adam dan istrinya untuk memakan buah dari suatu pohon di dalam surga, tetapi bukan seluruh pohon surga, dan ternyata Adam dan istrinya memakan buah yang terlarang baginya itu. Kami tidak mengetahui jenis pohon apa yang terlarang bagi Adam itu secara tertentu, karena Allah tidak memberikan suatu dalil pun bagi hamba-hamba-Nya yang inenunjukkan hal tersebut, baik di dalam Al-Qur'an maupun di dalam sunnah yang sahih. Ada pula yang mengatakan bahwa pohon tersebut adalah pohon gandum, pendapat yang lain mengatakan pohon anggur, dan pendapat yang lainnya lagi mengatakan pohon tin. Memang, mungkin saja salah satu di antaranya ada yang benar, tetapi hal ini merupakan suatu ilmu yang tidak membawa manfaat bagi orang yang mengetahuinya, dan jika tidak mengetahuinya tidak akan membawa mudarat.
Hal yang sama dikuatkan pula oleh Ar-Razi di dalam kitab tafsirnya dan kitab-kitab lainnya, yakni pendapat yang memisterikan nama pohon yang terlarang itu, dan inilah pendapat yang benar.

Allah Ta'ala melarang memakan pohon itu sebagai ujian atau karena hikmah yang kita tidak mengetahuinya.

Adam dan Hawa mengerti bahwa mereka dilarang untuk memakan buah dari pohon itu. Namun Adam adalah manusia dan manusia cenderung melupakan. Hatinya berubah dan kehendaknya melemah. Iblis memanggil semua rasa iri dalam dirinya dan mengambil keuntungan dari kemanusiaan Adam untuk mengeksploitasi dirinya. Dia mulai berbisik kepadanya hari demi hari, membujuknya: "Haruskah aku memandumu ke Pohon Keabadian dan Kerajaan Kekal?"
... syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)". Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua", (Q.S Al-'A`rฤf 7:20-21 )

Adam bertanya pada dirinya sendiri: "Apa yang akan terjadi jika aku makan dari pohon ini? Mungkin ini benar-benar Pohon Keabadian." Impiannya adalah untuk hidup selamanya dalam kepolosan murni surga."

Tahun berlalu, dan Adam dan Hawa sibuk dengan pikiran tentang pohon itu. Lalu suatu hari mereka memutuskan untuk memakan buahnya. Mereka lupa bahwa Allah telah memperingatkan mereka untuk tidak mendekati dan bahwa Iblis adalah musuh bebuyutan mereka. Adam mengulurkan tangannya, mengambil salah satu buah dan ditawarkan kepada Hawa. Mereka berdua makan dari pohon terlarang.
Allah SWT mengatakan kepada kita:
"maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. "( Al-'A`rฤf  7:22 )
Allah berfirman:
"dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia." (Q.S. ลขฤhฤ 20:121 ).

Menurut Perjanjian Lama, Hawa tergoda oleh ular untuk makan dari pohon terlarang. Dia memakannya karena kata-kata ular dan memberi Adam sebagian. Pada saat itu, mata mereka terbuka dengan fakta bahwa mereka telanjang, dan mereka mengambil daun pohon ara untuk menutupi diri mereka. Wahab Ibnu Munabah mengatakan bahwa pakaian mereka (sebelum dosa mereka) terbuat dari cahaya pada bagian-bagian pribadi mereka berdua.
Kisah dalam Perjanjian Lama ini adalah pemalsuan dan penipuan. Allah SWT mengungkapkan:
Hai anak Adam! janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.  Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. ( Q.S. Al-'A`rฤf 7:27 )
Adam telah hampir selesai makan buah itu ketika ia merasa hatinya menyusut, dan ia seperti penuh dengan penderitaan, kesedihan dan rasa malu. Atmosfer sekitarnya telah berubah dan suara indah telah berhenti. Ia menemukan bahwa ia dan istrinya telanjang, sehingga mereka berdua mulai memotong daun pohon yang dapat digunakan untuk menutupi diri mereka.

Sumber:
๐Ÿ“• Kisah Nabi Adam dari tafsir Ibnu Katsir, dan tafsir Hidayatul Insan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA