Ketakutan Nabi Ya'qub agar keturunannya tidak terjerumus dalam kesyirikan

Fawaid At Tauhid 26

ﺃَﻡْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺷُﻬَﺪَﺍﺀَ ﺇِﺫْ ﺣَﻀَﺮَ ﻳَﻌْﻘُﻮﺏَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕُ ﺇِﺫْ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﺒَﻨِﻴﻪِ ﻣَﺎ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِﻱ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻧَﻌْﺒُﺪُ ﺇِﻟَٰﻬَﻚَ ﻭَﺇِﻟَٰﻪَ ﺁﺑَﺎﺋِﻚَ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﻭَﺇِﺳْﻤَﺎﻋِﻴﻞَ ﻭَﺇِﺳْﺤَﺎﻕَ ﺇِﻟَٰﻬًﺎ ﻭَﺍﺣِﺪًﺍ ﻭَﻧَﺤْﻦُ ﻟَﻪُ ﻣُﺴْﻠِﻤُﻮﻥَ
Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya" (Qs Albaqarah 133)

Makna ayat

Ibnu Katsir berkata", Allah berfirman sebagai hujjah atas orang-orang musyrik Arab dari anak keturunan Ismail dan juga atas orang- orang kafir dari keturunan Israil [yaitu Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim as], bahwa ketika kematian menjemputnya, Ya’qub berwasiat kepada anak-anaknya supaya beribadah kepada Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya. Ya’qub berkata: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Ilah-mu dan Ilah nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail, dan Ishak.’”
Hal ini termasuk bab taghlib (penyamarataan), karena sebenarnya Ismail adalah paman Ya’qub.

Firman Allah swt.: ilaaHaw waahidan (“[Yaitu] Ilah yang Mahaesa.”) Artinya, kami mengesakan dalam penghambaan kepada-Nya dan tidak menyekutukan- Nya dengan sesuatu apapun. Wa nahnu laHuu muslimuun (“Dan hanya kepada- Nya-lah kami berserah diri.”) Maksudnya, kami benar-benar taat dan tunduk, sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Padahal kepada-Nya segala apa yang ada di langit dan di bumi berserah diri, baik dengan suka maupun terpaksa. Dan hanya kepada Allah mereka dikembalikan.” (QS. Ali Imraan: 83).

Islam adalah agama seluruh nabi, meskipun syari’at mereka berbeda dan manhaj mereka pun berlainan. Firman Allah Ta’ala yang artiny: “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwasanya tidak ada sesembahan yang sebenarnya melainkan Aku, maka beribadahlah kepada- Ku.” (QS. Al-Anbiyaa’: 25)
Cukup banyak ayat-ayat al-Qur’an dan juga hadits-hadits Rasulullah yang membahas masalah ini, di antaranya sabda beliau: “Kami para nabi adalah anak-anak yang berlainan ibu, sedang agama kami adalah satu.” (HR. Al- Bukhari, Muslim dan Abu Dawud.)

Faidah Ayat

1) Ketika orang-orang Yahudi menyangka bahwa mereka di atas agama Ibrahim dan agama Nabi Ya'qub'alaihimassalam,maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingkari mereka dengan firman-Nya di atas. Karena itulah terlarangnya klaim seperti ini, apalagi berdasarkan kebathilan.

2) Saat telah tiba tanda-tanda akan wafatnya, Ya'qub berwasiat tauhid, karena itu wasiat terbaik saat akan meninggal.

3) Ya'qub bertanya,Dengan maksud menguji mereka dan agar hatinya tenteram.

4) Pada kata-kata mereka ini terdapat penggabungan antara tauhid dan amal. Tauhid diambil dari kata-kata mereka " Kami akan menyembah ilahmu dan ilah nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) ulah yang MahaEsa ", sedangkan amal, diambil dari kata-kata mereka," Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya ". Inilah arti Islam secara istilah, yakni menyerahkan diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk patuh kepada-Nya dengan ta'at serta berlepas diri dari syirk dan pelakunya.

Disalin dan ditambahkan, dari Tafsir Ibnu Katsir dan Hidayatul Insan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA