Perkataan Imam Bukhari dalam bab 3


📚 Syarah Shahih Bukhari

📖

Berkata Imam Bukhori :                                    “Haddatsanaa Abdullah bin Muhammad ia berkata, haddatsanaa Abi ‘Aamir Al ‘Aqodiy ia berkata, haddatsanaa Sulaiman bin Bilaal dari Abdullah bin Diinaar dari Abu Sholih dari Abu Huroiroh Rhodiyallahu anhu dari Nabi Shollallahu alaihi wa Salam beliau bersabda : Iman ada 63 cabang lebih dan malu termasuk cabang Iman”.”

Penjelasan Hadits :

 1. Hadits ini menjukkan bahwa Imam memiliki cabang dan tingkatan-tingkatan.

 2. Cabang yang tertinggi adalah mengucapkan kalimat tauhid dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dijalan, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (no. 162) dan selainnya dari Abu Huroiroh Rhodiyallahu anhu, Rosulullah Shollallahu alaihi wa Salam bersabda   “Iman ada 63 cabang atau 73 cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan Tidak ada Tuhan yang berhak disembah, selain Allah dan yang paling rendah adalah meninggalkan gangguan dari jalan”.

3. Dalam lafadz riwayat lain, sabda Nabi Shollallahu alaihi wa Salam adalah 73 cabang Iman, bukan 63 cabang seperti riwayat Imam Bukhori ini dan juga terdapat riwayat yang terjadi keraguan didalamnya yaitu Imam ada 63 atau 73 cabang. Riwayat ini semuanya berkisar kepada Abdullah bin Diinaar dan darinya ada beberapa rowi sebagai berikut :

a.  Dari Abdullah bin Muhammad dari Abu “Aamir dari Sulaiman bin Bilaal dari Abdullah bin Diinaar dan seterusnya, dengan lafadz 63 cabang, sebagaimana dalam hadits riwayat Shohih Bukhori ini. semuanya perowi tsiqoh sebagaimana keterangan diatas.

 b.  Dari Zuhair bin Harb dari Jariir dari Suhail bin Abi Sholih dari Abdullah bin Diinaar dan seterusnya, dengan lafadz ada keraguan didalamnya yaitu 63 atau 73 cabang. Diriwayatkan oleh Imam Muslim (no. 162) dan selainnya. Zuhair dinilai Tsiqoh dan Tsabat oleh Al Hafidz Ibnu Hajar. Jariir dinilai Al Hafidz, Tsiqoh shohih kitabnya. Suhail ditsiqohkan oleh Imam Ibnu ‘Uyainah, Imam Al’ijli. Imam Yahya bin Ma’in dan Imam Abu Hatim menilai haditsnya Suhail tidak dapat dijadikan hujjah. Al Hafidz Ibnu Hajar mencoba mengkompromikan dengan menilainya Shoduq berubah hapalannya pada akhir hidupnya.

c.  Dari Ubaidillah bin Sa’id dan Abdu bin Humaid dari Abu ‘Aamir dari Sulaiman bin Bilaal dari Abdullah bin Diinaar dan seterusnya dengan lafadz 73 cabang. Riwayatnya dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam Shohihnya (no. 161). Abdu bin Humaid dinilai Al Hafidz Tsiqoh Tsabat. Ubadillah bin Sa’id dinilai Al Hafidz Tsiqoh terpercaya dan seorang Sunni. Sedangkan rowi diatasnya, dapat dilihat pada penjelasan biografi diatas. Dalam menyikapi hal ini para ulama mengusulkan beberapa pendapat, ada yang mengatakan, yang rojih riwayat yang 63 cabang karena yang sedikit lebih berhati-berhati. Sebagian lagi menguatkan 73 cabang, karena menunjukkan adanya tambahan ilmu pengetahuan dari rowi yang tsiqoh. pendapat lain mengatakan bahwa hadits ini disabdakan Nabi dua kali, satu kali dengan lafadz 63 cabang dan pada kesempatan lain dengan 73 cabang. Adapun yang rojih menurut kami adalah pendapat yang mengatakan 73 cabang lebih, dengan alasan

-. Dikarenakan Nabi Shollallahu alaihi wa Salam tidak sedang membatasi jumlah cabang Iman, sehingga riwayat yang paling banyak yang shohih yang kita amalkan.

 -. Pada riwayat yang banyak terdapat tambahan ilmu, yang berarti juga tambahan faedah bahwa cabang Iman ada 73 cabang lebih.

 -. Imam Baihaqi telah menghitung dalam kitabnya Syu’abul Iman dan beliau dapat menuliskan 77 cabang Iman lengkap dengan dalil-dalilnya.

In syaa Allah kita sebutkan cabang-cabang iman dalam kajian hadits selanjutnya, Baarakallahu fiikum

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA