Kisah Nabi Adam (10)

Materi Shahih Kisah Para Nabi

*Keturunan Adam Menerima Allah*

Ibnu Katsir membuat judul ini sebagaimana Allah SWT berfirman:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami),  kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?"
Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (Q.S. Al-'A`rāf 7:172-174 ).

Keturunan Adam menyatakan: "Ya Tuhan kami, kami bersaksi bahwa Engkau adalah Tuhan kami, kami tidak memiliki Tuhan lain selain Allah. Allah mengangkat ayah mereka Adam, dan ia melihat mereka dan melihat orang-orang dari mereka yang kaya dan mereka yang miskin, dan mereka yang memiliki bentuk yang baik dan mereka yang tidak. Adam berkata: "Ya Allah! Saya berharap Engkau membuat hamba-hamba-Mu yang sama." Allah menjawab "Aku suka yang berterima kasih." Adam melihat di antara para nabi seperti lampu di antara keturunannya.

Dengan ayat ini Allah swt. bermaksud untuk menjelaskan kepada manusia, bahwa hakikat kejadian manusia itu didasari atas kepercayaan kepada Allah Yang Maha Esa. Sejak manusia itu dilahirkan dari sulbi orang tua mereka, ia sudah menyaksikan tanda-tanda keesaan Allah swt. pada kejadian mereka sendiri.
Allah swt. berfirman pada ayat lain:
ﻓَﺄَﻗِﻢْ ﻭَﺟْﻬَﻚَ ﻟِﻠﺪِّﻳﻦِ ﺣَﻨِﻴﻔًﺎ ﻓِﻄْﺮَﺓَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻓَﻄَﺮَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﻟَﺎ ﺗَﺒْﺪِﻳﻞَ ﻟِﺨَﻠْﻖِ ﺍﻟﻠَّﻪِ
Artinya:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.
(Q.S Ar Rum: 30)
Fitrah Allah maksudnya ialah tauhid, Rasulullah saw. bersabda:
ﻣﺎ ﻣﻦ ﻣﻮﻟﻮﺩ ﺇﻻ ﻳﻮﻟﺪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻔﻄﺮﺓ ﻓﺄﺑﻮﺍﻩ ﻳﻬﻮﺩﺍﻧﻪ ﺃﻭ ﻳﻨﺼﺮﺍﻧﻪ ﺃﻭ ﻳﻤﺠﺴﺎﻧﻪ ﻛﻤﺎ ﺗﻨﺘﺞ ﺍﻟﺒﻬﻴﻤﺔ ﺟﻤﻌﺎﺀ ﻫﻞ ﺗﺤﺴﻮﻥ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﺟﺬﻋﺎﺀ
Artinya:
Tak seorang pun yang dilahirkan kecuali menurut fitrah; kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi sebagaimana halnya hewan melahirkan anaknya yang sempurna telinganya. Adakah kamu ketahui ada cacat pada anak hewan itu?
H.R Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah.
Rasulullah saw. dalam hadis Qudsi:
ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ﺇﻧﻲ ﺧﻠﻘﺖ ﻋﺒﺎﺩﻱ ﺣﻨﻔﺎﺀ ﻓﺠﺎﺀﺗﻬﻢ ﺍﻟﺸﻴﺎﻃﻴﻦ ﻓﺎﺧﺘﺎﻟﺘﻬﻢ ﻋﻦ ﺩﻳﻨﻬﻢ ﻭﺣﺮﻣﺖ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻣﺎ ﺃﺣﻠﻠﺖ ﻟﻬﻢ
Artinya:
Berfirman Allah Taala, "Sesungguhnya Aku ciptakan hamba-Ku cenderung (ke agama tauhid). Kemudian datang kepada mereka setan-setan dan memalingkan mereka dari agama (tauhid) mereka, maka haramlah atas mereka segala sesuatu yang telah Kuhalalkan bagi mereka.
H.R Bukhari dari Iyad bin Himar.

Karena itu, Penolakan terhadap ajaran tauhid yang dibawa Nabi itu sebenarnya perbuatan yang berlawanan dengan fitrah manusia. Karena itu tidaklah benar manusia pada hari kiamat nanti mengajukan alasan bahwa mereka alpa tak pernah diingatkan untuk mengesakan Allah swt. Karena fitrah mereka sendiri dan ajaran Nabi-nabi senantiasa mengingatkan mereka untuk mengesakan Allah dan menuruti seruan Rasul serta menjauhkan diri dari syirik.

In syaa Allah dilanjutkan
Baarakallahu lii walakum

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA