Waswas dalam Shalat

*Apa yang dimaksud was-was ?*
----------------------

Imam asy-Syibli (w. 769 H) dalam kitabnya _akaamul marjan fii ahkamil jaan_ hal 218, menjelaskan: as-Shodru (dada) merupakan ruang dimana terletak didalmnya al-Qolbu (hati). Hati sendiri merupakan ruang khusus yang memiliki ad-Dihliz (lorong sempit) untuk menyaring, mengolah/mempertimbangkan serta memutuskan berbagai masukan termasuk bisikan syetan yang semuanya terkumpul dulu dalam dada. Baru setelah masuk ke hati lahirlah darinya intruksi perintah atau larangan bagi segenap anggota tubuh manusia secara sistematis.

Jadi, Dada adalah pelataran hati. Menurut pendapat mayoritas ulama disitu syetan bisa nangkring dan bercokol mengerumuni hati serta membisikan waswas agar masuk ke hati hingga manusia dibuatnya ragu dari apa yang telah terjadi atau yang belum terjadi. Keraguan ini bisa masuk wilayah keyakinan tetapi yang kita bahas disini khusus berkaitan fikih ibadah.

Waswas sebenarnya adalah sifat dan senjatanya syetan, karena syetan makhluk halus, dia bisa masuk ke dada manusia serta merongrong hati dengan berbagai bisikannya. Allah berfirman:

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ ، الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ [الناس: 4-5]
_Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,_ (QS. An-Naas :4-5)

Berikut ini ilustrasi para ulama untuk menjelaskan proses terjadinya waswas.

عَن ابْن عَبَّاس فِي قَوْله تَعَالَى {الوسواس الخناس} قَالَ مثل الشَّيْطَان كَمثل ابْن عرس وَاضع فَمه على فَم الْقلب يوسوس إِلَيْهِ فَإِذا ذكر الله خنس وَإِن سكت عَاد إِلَيْهِ فَهُوَ الوسواس الخناس
_Dari Ibnu Abbas, tentang firman Allah (bisikan syetan yang tersembunyi) beliau berkata: perumpamaan syetan seperti musang, dia meletakan mulutnya diatas mulut hati untuk memberikan bisikan, apabila manusia berdzikir kepada Allah maka dia sembunyi tetapi jika diam, dia kembali kepadanya maka itulah waswas yang tersembunyi_. (lihat Akaamul marjan 222)

قَالَ الزَّمَخْشَرِيّ كَانَت الصَّحَابَة رَضِي الله عَنْهُم تَقول إِن الشَّيَاطِين ليجتمعون على الْقلب كَمَا يجْتَمع الذُّبَاب فَإِن لم يذب وَقع الْفساد
Az-Zamakhsyari berkata: _Para shahabat Nabi mengatakan, sesungguhnya syetan-syetan itu berkumpul mengerumuni hati seperti berkerumunnya lalat, jika tidak di usir rusaklah hati_. (ibid)

Diusirnya dengan dzikir kepada Allah, dan rusaknya hati disebabkan dikuasai bisikan-bisikan dari mereka.

Apa yang diilustrasikan para ulama diatas sejalan dengan hadits Nabi saw namun riwayat haditsnya dloif:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ الشَّيْطَانَ وَاضِعٌ خَطْمَهُ عَلَى قَلْبِ ابْنِ آدَمَ فَإِنْ ذَكَرَ اللَّهَ خَنَسَ وَإِنْ نَسِيَ الْتَقَمَ قَلْبَهُ فَذَلِكَ الْوَسْوَاسُ الْخَنَّاسُ» .
Dari Anas bin Malik dia berkata, Rasulullah saw bersabda: _Sesungguhnya syetan meletakan mulutnya diatas hati anak Adam, jika ingat kepada Allah maka syetan menghilang sedang jika lupa kepada Allah maka dia menelan hatinya. Itulah waswas yang tersembunyi_. (HR. Abu Ya’la)

Hadits ini dloif, dalam sanadnya terdapat rawi bernama Ziyad an-Numairi yang disepakati muhaddits atas kedloifannya.

_bersambung_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA